PENGARUH CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJARSISWA KELAS
1 JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA DIKLAT MELAKUKAN
PROSEDURADMINISTRASI DI SMK 16 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam
meningkatkan
kualitas
sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia
dalam
mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pemerintah
merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun
2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan
dilakukan
agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu:
“Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”
(Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja
agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga
penerapan
pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan
Nasional
berdasarkan UU No 20/ 2003. Menurut UU RI No 20/ 2003 tentang
Sistem
Pendidikan Nasional jenis dari pendidikan menengah salah satunya adalah
sekolah
menengah kejuruan (SMK). Penjelasan pasal 15 menjelaskan bahwa “
Pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta
diklat terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
Pemberlakuan
kurikulum 2004 dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
mutu
pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan upaya
antisipatif
untuk mencegah kesenjangan antara hasil pendidikan dengan tuntutan
kebutuhan
masyarakat yang akan selalu berkembang.
Kesenjangan antara hasil pendidikan kejuruan dengan tuntutan
kebutuhan
masyarakat
terlihat dari tingkat pengetahuan dan penguasaan ketrampilan lulusan
SMK
yang masih belum sepadan dengan tuntutan dunia kerja, serta belum
sesuainya
bidang keahlian mereka dengan bidang-bidang pekerjaan yang
dibutuhkan
dunia kerja. Masalah tersebut menjadi sebab meningkatnya jumlah
lulusan
SMK yang mengganggur dan mengalami kesulitan mendapatkan
pekerjaan
sesuai dengan ijasah kejuruannya.
Sejalan dengan pemberlakuan kurikulum SMK edisi 2004 dalam rangka
meningkatkan
mutu pendidikan kejuruan, masalah yang harus mendapat perhatian
adalah
masalah cara belajar siswa. Mengingat keberhasilan pencapaian tujuan
belajar
tidak hanya semata-mata ditentukan faktor kurikulum melainkan factor
cara
belajar yang juga sangat menentukan berhasil tidaknya kegiatan pendidikan.
Thabrany(1993)
mengemukakan bahwa cara belajar merupakan faktor kunci yang
menentukan
berhasil tidaknya belajar. Hal ini sangat penting mengingat siswa
SMK
disiapkan sebagai tenaga kerja terampil guna memasuki dunia kerja. Dalam
hal
ini agar tujuan tersebut tercapai maka tingkat penguasaan dan keterampilan
serta
bidang keahlian lulusan SMK harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia
kerja.
Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan
kegiatan
belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti
pelajaran,
aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara
mengikuti
ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang
diperoleh.
Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar,
sebaliknya
cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau
gagalnyabelajar
[The Liang Gie (1984)].
Masalah cara belajar dewasa ini perlu mendapat perhatian karena
kualitas
cara
belajar siswa SMK cukup memprihatinkan. Dari hasil pengamatan dan
wawancara
peneliti kepada siswa SMK 16 Jakarta khususnya kelas 1
Jurusan
Administrasi Perkantoran umumnya mereka kurang memiliki kemauan
bekerja
keras untuk meraih keberhasilan/ prestasi belajar. Mereka umumnya
hanya
belajar saat menghadapi ujian, jarang sekali melakukan studi atau belajar
secara
rutin. Sukir (1995) mengemukan bahwa masih cukup banyak siswa yang
mempunyai
cara belajar kurang baik seperti belajar dengan waktu yang tidak
teratur
(tidak memiliki jadwal), belajar sambil menontonTV atau mendengarkan
radio,
melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering terlambat masuk
sekolah,
dan hanya belajar pada waktu menghadapi ujian saja.
Buruknya
cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya
hasil
belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu pendidikan. Slameto
(2002)
mengemukakan bahwa faktor cara belajar yang buruk merupakan
penyebab
masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya
meraih
prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai
tetapi
mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar yang
baik.
Aspek lain yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan cara
belajara
siswa
adalah karakteristik mata diklat yang dipelajari. Setiap mata diklat memiliki
sifat
maupun ciri khusus yang berbeda dengan mata diklat lainnya. Menurut
Winkel
(1996: 245) dilihat dari segi sasaran belajar karakteristik mata diklat
dibedakan
menjadi 1) Menuntut kemampuan pengetahuan, 2) Mengutamakan
aspek
sikap, 3) Mengutamakan aspek ketrampilan.
Dari
hasil observasi awal di SMK 16 Jakarta saat penulis menjalani
Program
Praktek Lapangan (PPL) diperoleh data bahwa sebagian siswa
mengalami
kesulitan dalam menerima dan mempelajari materi pelajaran
Melakukan
Prosedur Administrasi. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam materi
tersebut
mungkin disebabkan oleh cara belajar yang kurang sesuai. Dimana pada
akhirnya
masalah ini berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa dilihat dari
nilai
Ulangan Harian siswa.
Cara belajar bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan
dengan
prestasi
belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel lain yang
mempengaruhi
antara lain motivasi dan minat belajar, lingkungan, sarana,
prasarana,
guru, dan lain sebagainya. Jadi dalam penelitian ini hanya meneliti
tentang
cara belajar siswa, sehubungan dengan masih rendahnya prestasi belajar
yang
dicapai oleh siswa.
Berdasarkan
latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis
bermaksud
mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Cara Belajar Terhadap
Prestasi
Belajar Siswa Kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran Pada Mata
Diklat
Melakukan Prosedur Administrasi Di SMK 16 Jakarta Tahun
Pelajaran
2013/2014”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan
masalah
dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana pola-pola cara belajar siswa kelas 1 dalam mempelajari mata diklat
Melakukan
Prosedur Administrasi di SMK 16 Jakarta ?
2.
Bagaimana prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur
Administrasi
di SMK 16 Jakarta ?
3.
Adakah pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas 1
pada
mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK 16 Jakarta ?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu:
1.
Mengetahui tentang pola-pola cara belajar siswa kelas 1 dalam mempelajari
mata
diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK 16 Jakarta .
2.
Mengetahui prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan
Prosedur
Administrasi di SMK 16 Jakarta .
3.
Mengetahui pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas 1
pada
mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK 16 Jakarta .
D.
Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.
Bagi Universitas Negeri Malang.
Dalam
rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya
hasil
penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan tentang
prestasi
belajar yang ada hubungannya dengan cara belajar yang dimiliki
siswa.
2.
Bagi Sekolah Menengah Kejuruan 16 Jakarta
Dengan
mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar maka
diharapkan
dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
pembinaan
dan pengembangan sekolah yang bersangkutan.
3.
Bagi Guru
Sebagai
masukan dalam mengelola dan meningkatkan strategi belajar
mengajar
serta mutu pengajaran. Dengan mengetahui pola-pola cara belajar
siswa
maka guru dapat menyesuaikan proses belajar mengajar yang
diciptakan.
4.
Bagi Siswa
Dengan
mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar maka
diharapkan
dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menyesuaikan
cara
belajar sehingga dapat diperoleh prestasi yang memuaskan.
5.
Bagi Penulis
Penelitian
ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dengan
terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar
yang
menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta pengetahuan
yang
lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Hipotesis Penelitian
Menurut PPKI (2000: 12) “hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap
masalah
penelitian yang secara teoritis diangggap paling mungkin dan paling tinggi
tingkat
kebenarannya”. Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini yaitu
mengenai
ada tidaknya pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar siswa
kelas
1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi SMK 16 Jakarta
Tahun
Pelajaran 2013/2014 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha :
Ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar
siswa
kelas
1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK 16 Jakarta Tahun
Pelajaran 2005/ 2006.
Ho :
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi
belajar
siswa
kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK 16 Jakarta
Tahun Pelajaran 2005/ 2006.
Hipotesis
yang diajukan selanjutnya akan diuji kebenarannya dengan bantuan
statistik
dengan data-data yang terkumpul.
B.
Temuan Penelitian yang Relevan
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan dua penelitian
sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Muhyono(2001) dalam penelitiannya
yang
berjudul ” Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika dengan Prestasi
Belajar
Fisika Siswa Kelas 1 Cawu 2 SMU N 6 Malang Tahun Pelajaran 2000/
2001”
dan Kholifah (2003) dalam penelitiaannya yang berjudul ” Pengaruh
Cara
dan Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa mata pelajaran
Akuntansi
di Madrasah Aliyah Al-Azhar Pasuruan ”. Persamaan tersebut
terdapat
pada pengkajian topik yang sama tentang cara belajar siswa terhadap
prestasi
belajar, metode pengumpulan datanya dengan instrument angket dan
dokumentasi
, jenis penelitian ex post facto, dalam teknik analisis datanya
menggunakan
analisis deskriptif korelasional. Sedangkan perbedaannya terletak
pada
dua penelitiannya sebelumnya tidak hanya meneliti cara belajar tetapi juga
minat
dan kebiasaan belajar, selain itu lokasi penelitian, bidang studi, subyek
serta
hasil penelitian yang disesuaikan dengan judul yang dibahas. Untuk lebih
jelasnya
persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan dua penelitian tersebut
dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
C.
Pengertian Belajar
Belajar menurut Slameto (2003:2) secara psikologis adalah”Suatu
proses
perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu
proses
usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi
dengan lingkungannya”.
Skinner
dalam Dimyati(2002:9) menyatakan “belajar adalah suatu perilaku
pada
saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik”. Sehingga dengan
belajar
maka orang akan mengalami perubahan tingkah laku.
Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan
suatu proses dimana didalamnya terjadi suatu interaksi antara
seseorang
(siswa) dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan
tingkah
laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik bersifat kognitif
(pengetahuan),
afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
D.
Cara belajar
1.
Pengertian Cara Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi
belajar
yang
diterapkan siswa, hal ini sesuai dengan pendapat The Liang Gie
(1987:48)
yang mengemukakan bahwa ”cara belajar adalah rangkaian
kegiatan
yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya”. Hamalik (1983: 38)
secara
lebih jelas mengemukakan bahwa “cara belajar adalah kegiatankegiatan
yang
dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya
kegiatan-kegiatan
dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan/ ujian
dan
sebagainya”.
Dari
pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara
belajar
siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada situasi
belajar
tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pencerminan usaha
belajar
yang dilakukannya.
2.
Aspek-aspek Cara Belajar
Aspek-aspek
yang diteliti dalam cara belajar menurut Thabarany
(1994:
43) adalah:
(1)
Persiapan belajar Siswa
Pada
hakekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus
dipersiapkan
terlebih dahulu.Dengan persiapan sebaik-baiknya maka
kegiatan/pekerjaan
akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga
akan
memperoleh keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar,
beberapa
persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar menurut
Thabrany
(1994:49) adalah:
a.
Persiapan mental
Persiapan
mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk belajar
benar-benar
sudah siap. Menurut Gie (1987:58) “persiapan mental
merupakan
upaya menumbuhkan sikap mental yang diperlukan
dalam
belajar”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa persiapan mental
yang
perlu dilakukan adalah:
·
Memahami arti/ tujuan
belajar
·
Kepercayaan pada diri
sendiri
·
Keuletan
·
Minat terhadap pelajaran
·
b. Persiapan sarana
Thabrany
(1994: 48) mengemukakan”sarana yang dibutuhkan
dalam
belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar”
1.
Ruang Belajar
Menurut
Thabrany (1994: 48) “ Ruang belajar mempunyai
peranan
yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar
seseorang”.
Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar
adalah:
bebas dari gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang
baik,
penerangan yang memadai.
2.
Perlengkapan belajar
Thabrany
(1994:53) menjelaskan “ perlengkapan belajar yang
perlu
disiapkan dalam belajar adalah:
a.
Perabot belajar seperti meja, kursi, dan rak buku
b.
Buku pelajaran
c.
Buku catatan
d.
Alat-alat tulis
(2)
Cara mengikuti pelajaran
Langkah-langkah
dalam mengikuti pelajaran yang perlu dilakukan
adalah
melakukan persiapan-persiapan dengan mempelajari materimateri
yang
akan dibahas dan meninjau kembali materi sebelumnya,
bersikap
afektif selama kegiatan belajar sampai KBM berakhir.
Menurut
Hamalik (1983:50) langkah-langkah/cara mengikuti pelajaran
yang
baik adalah:
1.
Persiapan, yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan
pelajaran
yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan yang
akan
dibahas dan merumuskan pertanyaan tentang materi/ bahan
pelajaran
yang belum dipahami.
2.
Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan
selama
mengikuti pelajaran antara lain kehadiran, konsentrasi,
catatan
pelajaran, dan partisipasi terhadap belajar.
--
3.
Memantapkan hasil belajar, Suryabrata (1989:37) mengemukakan
bahwa
“untuk memantapkan hasil belajar maka harus membaca
kembali
catatan pelajaran”
(3) Aktivitas
belajar mandiri
Bentuk
aktivitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa
kegiatan-kegiatan
belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegitankegiatan
belajar
yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan belajar yang
dilakukan
secara berkelompok.
1.
Aktivitas belajar sendiri
Yang
dapat dilakukan berupa, membaca bahan-bahan pelajaran
dari
berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran,
membuat
ringkasan bahn-bahan pelajaran yang telah dipelajari,
menghafalkan
bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latihan soal
dan
lain sebagainya.
2.
Aktivitas belajar kelompok
Adapun
yang dapat dilakukan dalam belajar antara lain,
mendiskusiakn
bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti,
membahas
penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya
jawab
untuk memperdalam penguasaan bahan-bahan pelajaran.
(4)
Pola belajar Siswa
Pola
belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan
belajar
yaitu bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan kegiatankegiatan
belajarnya.
Pola belajar siswa menunjukkan apakah siswa
membuat
perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan dan
menilai
kegiatan belajarnya.
(5)
Cara siswa mengikuti ujian
Agar
mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan baik ulangan
harian
maupun ulangan semester sebagai modal utama adalah
penguasaan
materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak
awal
siswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Beberapa
hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil baik
dalam
ulangan adalah:
a.
Persiapan menghadapi ulangan; kegiatan belajar untuk menghadapi
ulangan,
dan mempelajari/ mengauasai materi ulangan serta
mempersiapkan
perlengkapan ulangan seperti alat-alat tulis.
b.
Saat ulangan berlangsung; harus benar-benar memahami soal,
tenang,
mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah
selesai.
c.
Setelah ulangan selesai; Hamalik (1983: 62) mengemukakan “yang
perlu
dilakukan setelah ulangan berakhir adalah memeriksa
kembali
jawaban-jawaban yang dibuat dalam ulangan”.
E.
Prestasi Belajar
Menurut Djalal (1986: 4) bahwa “prestasi belajar siswa adalah
gambaran
kemampuan
siswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam
mencapai
tujuan pengajaran ”. Sedangkan menurut Kamus bahasa Indonesia
Millenium
(2002: 444)”prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau
dikerjakan”.
Prestasi belajar menurut Hamalik (1994: 45) adalah prestasi belajar
yang
berupa adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran
atau
setelah mempelajari sesuatu.
Berdasarkan
pengertian diatas maka yang dimaksudkan dengan prestasi
belajar
adalah hasil belajar/ nilai pelajaran sekolah yang dicapai oleh siswa
berdasarkan
kemampuannya/usahanya dalam belajar.
Prestasi
belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses
belajar
yang telah dilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan
berhasil
atau tidak diperlukan suatu pengukuran. “Pengukuran adalah proses
penentuan
luas/ kuantitas sesuatu” (Nurkancana, 1986: 2). Dalam kegiatan
pengukuran
hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan
yang
harus dipecahkan/ dijawab. Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor
mentah
yang belum dapat memberikan informasi kemampuan siswa. Agar dapat
memberikan
informasi yang diharapkan tentang kemampuan siswa maka diadakan
penilaian
terhadap keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan
memperlihatkan
banyak hal yang dicapai selama proses belajar mengajar.
Misalnya
pencapaian aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.
Prestasi
belajar menurut Bloom meliputi 3 aspek yaitu ”kognitif, afektif dan
psikomotorik”.
Dalam penelitian ini yang ditinjau adalah aspek kognitif yang
meliputi:
pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
Prestasi
belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yang menunjukkan
nilai-nilai
dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkan pengetahuan dan
ketrampilan
yang diperoleh siswa, serta untuk dapat memperoleh nilai digunakan
tes
terhadap mata pelajaran terlebih dahulu. Hasil tes inilah yang menunjukkan
keadaan
tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa.
Prestasi
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
keberhasilan
yang dicapai oleh siswa kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran
SMK
16 Jakarta melalui nilai raport semester gasal tahun ajaran 2013/2014
mata
diklat melakukan prosedur administrasi.
F.
Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Cara Belajar
Belajar
dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya.
Belajar sebagai proses atau aktivitas yang diisyaratkan oleh
banyak
sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari
dalam
maupun luar siswa tersebut.
Menurut
Suryabrata(2002:233) adapun faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap
cara belajar adalah:
Faktor
dari dalam diri siswa meliputi:
(1)
Faktor psikis yaitu: IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan
perasaan
, minat dan kondisi akibat keadaan sosiokultural.
(2)
Faktor fisiologis dibedakan menjadi 2 yaitu: 1). Keadaan tonus jasmani
pada
umumnya, hal tersebut melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan
jasmani
yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani
yang
kurang segar, 2). Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
Faktor
dari luar diri siswa:
(1)
Faktor pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum pengajaran,
disiplin
sekolah, fasilitas belajar, pengelompokan siswa
(2)
Faktor-faktor sosial di sekolah yaitu sistem sekolah, status sosial siswa,
interaksi
guru dengan siswa.
(3)
Faktor situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu dan
tempat,
dan lingkungan.
G.
Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi dalam Kurikulum SMK
Berbasis
Kompetensi (KBK) 2004
Dalam
KBK SMK 2004 mata diklat melakukan prosedur administrasi
merupakan
mata diklat produktif .
1.
Pengertian Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi
Melakukan
prosedur administrasi merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan
surat menyurat atau korespodensi di dalam dunia kerja. Surat
menyurat
memegang peranan yang penting di dalam dunia kerja sehingga
surat
harus ditangani secara khusus dan profesional dan oleh orang yang
betul-
betul mampu menangani secara baik dan terorganisir.
2.
Fungsi dan Tujuan Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi
Fungsi
Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi adalah
mengembangkan
kemampuan siswa secara kognitif, afektif dan psikomotorik
tentang
kegiatan korespodensi yang sangat penting dikuasai oleh lulusan SMK
dalam
dunia kerja juga kehidupan sehari-hari.
3.
Ruang Lingkup Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi
Sub
Kompetensi Lingkup Belajar
1.
Proses dokumen-dokumen kantor
2.
Dasar Surat Menyurat
3.
Mengurus/ menjaga sistem dokumen
a.
Tata persuratan
b.
Tata naskah/ dokumen kantor
a.
Bahasa Surat Bisnis
b.
Bahasa Surat Dinas
a.
Macam-macam dokumen-dokumen kantor
b.
Referensi dan sistem indeks
c.
Sistem penomoran surat
(Sumber:
KBK SMK 2004)
4.
Sistem Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Ralph Tyler (dalam Arikunto, 2002: 3)”evaluasi merupakan
sebuah
prosentase
pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana dalam hal apa,
dan
bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai”. Menurut Dimyati
(2002:200)
yang dimaksud dengan evaluasi hasil belajar adalah “proses untuk
menentukan
nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau penguluran
hasil
belajar”. Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita dapat ketahui
bahwa
tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan tersebut
kemudian
ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol.
Menurut
Dimyati (2002:200) “hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada
akhirnya
difungsikan dan ditujukan untuk keperluan berikut ini: a) Untuk
diagnostik
dan pengembangan, b) Untuk seleksi, c) Untuk kenaikan kelas, d)
Untuk
penempatan” .
Sistem
evaluasi hasil belajar yang digunakan di SMK 16 Jakarta
yaitu
menggunakan tes formatif dan tes sumatif. Menurut Arikunto (2002:47-
48)
tes sumatif adalah “tes yang memberikan tanda kepada siswa bahwa mereka
telah
mengikuti program dan untuk menentukan posisi kemampuan siswa
dibandingkan
dengan kawan atau kelompoknya, maka tidak diperlukan suatu
tuntutan
harus berapa tingkat penguasaan yang dicapai”. Sedangkan tes formatif
adalah
“penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar
mengajar(PBM)
untuk melihat tingkat keberhasilan PBM itu sendiri”
H.
Pengaruh Cara belajar Terhadap Prestasi Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi
belajar yang
diterapkan
siswa sebagai usaha belajarnya dalam rangka mencapai prestasi yang
diinginkan.
Penilaian baik buruknya usaha yang dilakukan akan tergambar dalam
bentuk
prestasi. Usaha atau cara belajar seseorang akan terlihat dari prestasi yang
diperoleh
oleh siswa tersebut. Sehingga prestasi belajar yang baik juga
dipengaruhi
oleh cara belajar yang baik pula.Sedangkan Slameto (2003: 73)
berpendapat
bahwa”Banyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat
hasil
yang baik dalam belajar karena tidak mengetahui cara-cara belajar yang
efektif”.
Semakin baik siswa dalam mengetahui cara belajar yang baik maka kan
baik
pula prestasinya.
Pendapat
lain juga dikemukakan oleh Hamalik (1983: 1) yang
mengemukakan
“cara dan kebiasaan belajar yang tepat akan menentukan hasil
yang
memuaskan, sebaliknya cara belajar yang buruk akan memberikan hasil
yang
kurang memuaskan”.
Dengan
memiliki cara belajar yang baik nanti akan terasa bahwa setiap
usaha
belajar selalu memberikan hasil yang sangat memuaskan, ilmu yang
dipelajari
dapat dikuasai sehingga ujian dapat dilakukan dengan berhasil. Dari
penjelasan
diatas dapat disimpulkan secara teoritis bahwa Ada Pengaruh Cara
Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Rancangan Penelitian
“Rancangan penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang
disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan
penelitiannya” (Kerlinger, 1990: 483). Berdasarkan
permasalahan
yang diteliti, maka metode dan jenis penelitian ini menggunakan
penelitian
Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah kejadian dan deskriptif
korelasional.
Metode
ini dipergunakan karena penelitian ini berusaha untuk
menemukan
ada tidaknya pengaruh antara cara belajar terhadap prestasi belajar
melakukan
prosedur administrasi siswa kelas 1 jurusan ADP SMK PGRI 2
Malang.
Deskriptif korelasional dipandang sesuai dengan penelitian ini karena
bertujuan
untuk memperoleh gambaran tentang variabel yang diteliti dan bersifat
korelasi
karena penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan
dan
apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan
itu.(Arikunto,
1993: 215). Pada penelitian ini berusaha untuk menemukan ada
tidaknya
pengaruh antara cara belajar terhadap prestasi belajar mata diklat
melakukan
prosedur administrasi siswa kelas 1 Jurusan ADP SMK PGRI 2
Malang.
Variabel dalam penelitian ini adalah cara belajar sebagai variabel bebas
(X)
terhadap prestasi belajar sebagai variabel terikat (Y), hubungan tersebut dapat
digambarkan
sebagai berikut:
Cara
Belajar (X) -----> Prestasi Belajar (Y)
Gambar
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
B.
Populasi dan Sampel
Arikunto (1998: 115) berpendapat “ Populasi merupakan subyek
penelitian”.
Sedangkan menurut Sugiyono (1997: 57) menjelaskan populasi
adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kuantitas
dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik
kesimpulannya”.
Berdasarkan
pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan populasi adalah
keseluruhan
subyek penelitian yang memiliki ciri-ciri yang akan diteliti. Populasi
dari
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 jurusan Administrasi Perkantoran
SMK
16 Jakarta semester gasal tahun pelajaran 2005/ 2006 yang berjumlah
88
orang.
Menurut
Arikunto (2002:10) sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang
diteliti. Agar sampel yang diambil mewakili data penelitian, maka perlu
adanya
perhitungan besar kecilnya populasi. Arikunto (1998:112) menyatakan
bahwa:
Untuk
sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik
diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya
jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%
atau
lebih”tergantung setidak-tidaknya dari
a.
Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, keuangan, dan dana
b.
Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut
banyak sedikitnya data
c.
Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti
Pada
penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
population
sampling yang teknik pelaksanaanya dilakukan dengan mengambil
semua
sampel yang ada di dalam populasi, karena jumlah sampel/subyek
penelitian
yang tidak mencapai 100 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah
populasi
dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Rincian
jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini
No.
Kelas Jumlah Siswa
1. 1
ADP I 44
2. 1
ADP II 44
Jumlah
88
Sumber:
SMK 16 Jakarta
C. Instrumen
Penelitian
Hal-hal
yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah:
1.
Pengembangan instrumen
Dalam
penelitian ini, untuk mencapai hasil yang diharapkan maka dalam
pengembangan
instrumennya dengan mengemukakan kisi-kisi instrumennya.
2. Uji
coba instrumen
Sebelum
instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka instrumen
tersebut
diujicobakan pada 20 siswa SMK 16 Jakarta yang akan
dijadikan
sampel. Uji coba instrumen dimaksudkan agar instrumen yang
berupa
angket harus valid dan reliabilitas sebelum disebarluaskan kepada
responden.
Kevaliditasan
instrumen, apabila mempunyai validitas tinggi jika butirbutir
yang
membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi instrumen. Untuk
mendapatkan
instrumen yang valid, maka peneliti akan menguji angket melalui
analisis
butir soal. Mengenai hal tersebut Arikunto (2002:169) menyatakan bahwa
“untuk
menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir soal
yang
dimaksud dikorelasikan dengan skor total”. Teknik validitas melalui analisis
butir
soal dengan rumus korelasi product moment dari pearson. Kriteria butir soal
yang
valid adalah jika rxy r
tabel dan butir instrumen yang dikatakan tidak valid
jika
rxy r tabel.
Arikunto
(2002:170) menjelaskan “reliabilitas menunjuk pada suatu
pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sehingga
alat pengumpul data karena instrumen sudah baik. Instrumen yang sudah
dapat
dipercaya, yang reliabilitas akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga”.
Untuk mencari reliabilitas kebiasaan belajar dan prestasi belajar
menggunakan
rumus alpha.
Bila
instrumen reliabel berdasarkan uji coba, maka instrumen tersebut
dapat
digunakan sebagai insrtumen pengumpulan data.
Berikut
klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:
Reliabilitas
Klasifikasi
0,9<
rh 1
0,7<
rh 0,9
0,4<
rh 0,7
0,2<
rh 0,4
0,0<
rh 0,2
Sangat
tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat
rendah
Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah:
1.
Penggalian data
Mendapatkan
data maka diperlukan adanya instrumen pengumpulan
data
yaitu indikator ditransformasikan menjadi item pertanyaan yang
kemudian
dikelompokkan menjadi instrumen pertanyaan sesuai dengan
variabelnya.
Penelitian ini menggunakan metode statistik maka option-option
dalam
angket harus diberi bobot berupa angka-angka seperti dikemukakan
oleh
Arikunto (2002). Datanya berupa data kuantitatif yaitu angka-angka, data
penelitian
yang kualitatif harus diubah menjadi data kuantitatif (berupa angkaangka
yaitu
dengan cara memberi skor).
2.
Teknik pemberian skor
Sehubungan
dengan pemakaian angket dalam pengumpulan data, maka
angket
tersebut diskalakan dalam bentuk skor dengan menggunakan skala
likert,
dimana penyusunan angket ini dalam bentuk pilihan ganda dengan 5
pilihan
ganda, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jumlah
jawaban
yang telah disediakan. Pemberian skor terhadap alternatif jawaban
yang
ada dalam angket adalah sebagai berikut:
1.
Jawaban A diberi skor 5
2.
Jawaban B diberi skor 4
3.
Jawaban C diberi skor 3
4.
Jawaban D diberi skor 2
5.
Jawaban E diberi skor 1
Kemudian
skor tersebut diklasifikasikan menjadi 5 yaitu: Sangat sering,
sering,
jarang, sangat jarang, tidak pernah.
D.
Metode Pengumpulan Data
1.
Metode Angket
Sugiyono
(1997: 96) menyatakan “metode ini digunakan bila
responden
jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan dapat
mengungkapkan
hal-hal yang sifatnya rahasia”. Metode ini digunakan untuk
memperoleh
data mengenai cara belajar siswa berupa pertanyaan dalam
pilihan
ganda kepada siswa kelas 1 SMK 16 Jakarta Jurusan Administrasi
Perkantoran.
2.
Metode Dokumentasi
Arikunto
(2002: 135) mengatakan “Dokumentasi asal katanya
dokumen,
yang artinya barang-barang yang tertulis”. Dalam melaksanakan
metode
dokumentasi, menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah,
peraturan-peraturan, dengan catatan harian, serta dokumen. Metode
ini
digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa, gambaran
umumSMK
16 Jakarta , data prestasi belajar nilai semester gasal tahun
ajaran2013/2014
mata diklat melakukan prosedur administrasi.
Langkah-langkah
yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai
berikut:
a.
Persipan mengisi angket, dengan memberikat angket kebiasaan belajar
kepada
responden untuk diisi secara lengkap dan tidak lupa dengan
mengisi
identitas responden tersebut seperti: nama dan kelas.
b.
Setelah pengisian angket kemudian pengumpulan data prestasi belajar
dengan
melihat nilai raport mata diklat melakukan prosedur administrasi di
SMK
16 Jakarta .
c.
Instrumen siap untuk diolah, dimana pengambilan data tersebut akan dibantu
oleh
pihak sekolah SMK 16 Jakarta . Proses pengumpulan data
dilakukan
dalam dua tahap yaitu tahap pertama dengan pengumpulan data
tentang
cara belajar siswa dan tahap kedua dengan pengumpulan data
tentang
prestasi belajar siswa.
E.
Teknik Analisis Data
Arikunto
(1998: 236) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis
data
adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau
aturan-aturan
yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil.
Terkait
dengan hal itu maka diperlukan adanya tehnik analisis data.
Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ada dua macam, yaitu:
(1)
Teknik analisis deskriptif yaitu dengan perolehan persentase karena penelitian
ini
bersifat
deskriptif dan mendeskripsikan tentang variabel bebas dan variabel
terikat.
Menurut Nurkancana (1992: 22) langkah-langkah yang digunakan
adalah:
a.
Menentukan interval, dengan menggunakan rumus interval hitung sebagai berikut:
Data
terbesar – data terkecil
Panjang
kelas interval = ---------------------------------------
Jumlah
kelas
b.
Menentukan prosentase variabel, untuk mengetahui jumlah perbandingan skor
masing-masing
variabel yaitu variabel cara belajar yang diklasifikasikan menjadi
sangat
baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang dan untuk prestasi belajar
diklasifikasikan
menjadi istimewa, sangat baik, baik, cukup, dan kurang dengan
menggunakan
rumus sebagai berikut:
Rumus
prosentase adalah sebagai berikut:
P =
F x 100%
N
keterangan:
F= frekwensi
N=
jumlah subyek penelitian
P=
Prosentase
(2)
Analisis korelasional.
Dalam
penelitian ini digunakan rumus statistik Regresi Linier Sederhana
dan
teknik ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel bebas
(X)
terhadap variabel terikat (Y) dengan persamaan Regresi Linier seperti yang
disebutkan
oleh Sudjana (1996:312) sebagai berikut:
Y =
a + bx
Regresi
dengan x merupakan variabel bebasnya dan y variabel tak bebasnya
dinamakan
regresi y atas x.
Adapun
perhitungan analisis regresi seperti yang tersebut diatas, peneliti
menganalisisnya
dengan bantuan SPSS 10.0 For Windows.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto,
Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas.
2004. Kurikulum SMK Edisi 2004 Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen
Program Keahlian Adminstrasi Perkantoran.
Jakarta;
Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan, Dikdasmen.
Dimyati
dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djalal,
M.F. 1986. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing. Malang: P3T IKIP
Malang
Hadi,
S. 1983. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hamalik,
O. 1994.Metode Belajar dan kesulitan-Kesulitan Belajar. Surabaya: Usaha
Nasional.
Kerlinger,
Fred N. 1990. Aspek-aspek Penelitian Behavioral. Terjemahan oleh
Landeng
R. Simatupang. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Kholifah.
2003. Pengaruh Cara dan Kebiasaan Belajar terhadapPrestasi Belajar
Akuntansi
Siswa Madrasah Aliyah Al- Azhar Pasuruan.Skripsi
tidak
diterbitkan.
Malang: FE Universitas Negeri Malang.
Martin,
A, dan Bhaskara.2002. Kamus Bahasa Indonesia Millenium. Surabaya:
Penerbit
Karina.
Muhyono.
2001. Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika dengan Prestasi Belajar
Fisika
Siswa kelas 1 cawu 2 SMU Negeri 6 Malang Tapel 2000/2001.
Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Nurkancana,
Wayan dan Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional
Slameto.
2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soeryabrata,
S, Drs. 1989. Proses belajar Mengajar di Pergururan Tinggi.
Yogyakarta:
Andi Offset.
Suryabrata,
Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Perkasa
Rajawali.
Sugiyono.
1997. Metodologi Penelitian Administrasi. Yogyakarta: BPFE-VII
Sudjana,
Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sugiono.
2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Thabrany,
H. 1994. Rahasia Kunci Sukses Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
The
Liang Gie.1987. Cara Belajar Yang Efisisen.Yogyakarya: Liberty.
Tim
Tetap Penulis Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Malang: UM Press.
Undang-Undang
Republik Indonesia No 20 Tahun 2003.Sistem Pendidikan Nasional,
(Online),
(http/// www. depdiknas.go.id/ UU RI No 20/2003-Sistem Pendidikan
Nasional,
html, diakses 18 April 2005)
Sumber:
http://supermahasiswa.multiply.com/journal/item/5/Sukses_Membuat_Proposal_Penel
itian