Monday, January 6, 2014

Proposal Festival Musik Jalanan 17 Agustus 2012










Proposal Festival Musik Jalanan
 17 Agustus 2012

Albar Hutomo Putra               10111536
Firman Maulana Rusman

Dasar Pemikiran

Festival Musik Jalanan 17 Agustus 2012 adalah sebuah event besar yang dipersembahkan untuk Pelajar dan Mahasiswa Kota Depok yang dikemas dalam berbagai acara entertainment, kreativitas, seni dan olah raga.

Dalam rangka meningkatkan mutu, dan perkembangan kaula mudah di Indonesia pada umumnya dan remaja Di Depok pada khususnya, maka kami senantiasa mengedepankan kualitas, pelayanan dan kinerja untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat serta para orang tua untuk mewadahi kegiatan-kegiatan positif, seperti Festival Musik Jalanan 17 Agustus 2012

Motivasi pemuda pemudi dapat lebih ditingkatkan dengan menyediakan wadah untuk dapat mengeksplorasi diri dalam berbagai inovasi dan kreativitas serta uji kompetensi di ajang Festival Musik Jalanan 17 Agustus 2012. Sedangkan bagi instansi terkait dan dunia usaha kiranya wahana ini dapat dijadikan sebagai alternatif memperkenalkan / memasarkan produk atau program di akan datang.

Pada kesempatan ini, maka kami selaku Event Organaizer ingin berbuat lebih dalam memberikan informasi dan pelayanan kepada pemuda pemudi dan masyarakat umum sebagai Partner Kami, dengan berpartisipasi baik dalam wahana Festival Musik Jalanan 17 Agustus 2012. kompetensi maupun sebagai partisipasi sponsor melalui kegiatan yang kami namakan  Festival Musik Jalanan 17 Agustus 2012.
Selain itu kegiatan Festival Musik Jalanan 17 Agustus 2012 ini diadakan juga untuk menunjukkan kepada para pemuda pemudi dan masyarakat , bahwa karya anak bangsa .

ISI ACARA

          Festival Musik Jalanan 17 Agustus 2012 adalah sebuah event besar yang berlangsung selama 1 hari. yang menampillkan juri-juri ternama, artis band dan penampilan kesenian. Dikemas dengan konsep festival yang berbeda dengan lainnya sehingga lebih Inovatif, Dinamis dan Kreatif yang melibatkan Seluruh para pengamen di Depok. Dengan sebuah tema Friendship Moment, bertujuan menciptakan persatuan dan persahabatan pelajar & mahasiswa se Kota Depok.    

Tujuan

         Memberikan pelayanan dan menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan   pemuda / pemudi, masyarakat , dunia usaha, para pemerhati Seni.
         Bersama-sama  pemuda / pemudi dan masyarakat Festival Musik Jalanan 17 Agustus 2012 dapat mewujudkan kehidupan yang harmonis melalui keberagaman seni.
         Agar para pemuda dan warga masyarakat di  Depok dan sekitarnya serta masyarakat umum dapat menyalurkan kreativitas , bakat dan Uji  Kompetensi / Kemampuan baik akademik maupun non akademik Di bidang Seni.
         Sebagai wahana berinteraksi dan menambah wawasan serta kepedulian pada Seni.
         Bahan monitoring dan evaluasi program kerja dan kebersamaan antar pemuda / pemudi dan masyarakat.

Pelaksanaan


Hari/Tanggal   : Jumat, 17 Agustus 2012
            Waktu             : 10.00 s/d 17.00
Tempat            : Lobby D’Mall

Mekanisme Acara

Di dalam acara “Festival Musik Jalanan 17 Agustus 2012” ini terdiri dari beberapa item, diantaranya :


1.      Audisi Peserta
2.      Peserta Minimal 4 orang/ group
3.      Perserta wajib membawa Alat Musik sendiri
4.      Perserta Wajib membawakan 1 lagu wajib dan 1 lagu ciptaan sendiri
5.      Dalam babak Audisi panitia akan memilih 12 perserta/group terbaik


Sebagai Klimaks acara adalah penampilan dari Guest Star : Iwan Fals , Slank dll























Rincian Biaya

No
Subject
Qty
Freq
Days
Unit
Sub Total
Total
1
Perlengkapan
a.
Stage Rizing
1 package
1 time
1 event
b.
Sound System
1 package
1 time
1 event
c.
Lighting
1 package
1 time
1 event
d.
Alat Band
1 package
1 time
1 event
e.
Dekorasi
1 package
1 time
1 event

Rp   7.000.000
2.
Kepanitiaan
a
Administrasi
1 package
1 time
1 event
b.
Pembuatan Tiket Masuk
1 package
1 time
1 event
c.
Konsumsi Panitia
1 package
1 time
1 event
d.
Konsumsi Artist
1 package
1 time
1 event
e.
Transport Panitia
1 package
1 time
1 event
f.
Dokumentasi
1 package
1 time
1 event
3.
Promotion
a.
Famplet
1 rims
1 time
1 event
b.
Radio
1 Package
1 time
1 event
4.
Lain-Lain
a.
Uang Pembinaan
1 Package
1 time
1 event
b.
Produksi Trophy
10 unit
1 time
1 event
b.
Talent Artis
1 Package
1 time
1 event
c.
Talent Lokal
1 Package
1 time
1 event
d.
Perizinan Dan Keamanan
1 Package
1 time
1 event
Total



Penutup


Dengan keyakinan bahwa suatu keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh suatu dedikasi, loyalitas dan dana yang memadai, hal lain yang lebih penting adalah kerjasama yang baik dari semua pihak, sehingga terwujud suatu sistem kerja yang baik guna mencapai keberhasilan itu sendiri. Demikian proposal ini kami ajukan.









Jakarta, 27 Maret 17 Agustus 2012






ALBAR HUTOMO PUTRA DAN FIRMAN MAULANA RUSMAN


PROPOSAL PENGAJUAN JUDUL

PENGARUH CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJARSISWA KELAS 1 JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA DIKLAT MELAKUKAN PROSEDURADMINISTRASI DI SMK 16 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia
dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan
dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga
penerapan pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan
Nasional berdasarkan UU No 20/ 2003. Menurut UU RI No 20/ 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional jenis dari pendidikan menengah salah satunya adalah
sekolah menengah kejuruan (SMK). Penjelasan pasal 15 menjelaskan bahwa “
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta diklat terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
Pemberlakuan kurikulum 2004 dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan upaya
antisipatif untuk mencegah kesenjangan antara hasil pendidikan dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat yang akan selalu berkembang.
Kesenjangan antara hasil pendidikan kejuruan dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat terlihat dari tingkat pengetahuan dan penguasaan ketrampilan lulusan
SMK yang masih belum sepadan dengan tuntutan dunia kerja, serta belum
sesuainya bidang keahlian mereka dengan bidang-bidang pekerjaan yang
dibutuhkan dunia kerja. Masalah tersebut menjadi sebab meningkatnya jumlah
lulusan SMK yang mengganggur dan mengalami kesulitan mendapatkan
pekerjaan sesuai dengan ijasah kejuruannya.
Sejalan dengan pemberlakuan kurikulum SMK edisi 2004 dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan kejuruan, masalah yang harus mendapat perhatian
adalah masalah cara belajar siswa. Mengingat keberhasilan pencapaian tujuan
belajar tidak hanya semata-mata ditentukan faktor kurikulum melainkan factor
cara belajar yang juga sangat menentukan berhasil tidaknya kegiatan pendidikan.
Thabrany(1993) mengemukakan bahwa cara belajar merupakan faktor kunci yang
menentukan berhasil tidaknya belajar. Hal ini sangat penting mengingat siswa
SMK disiapkan sebagai tenaga kerja terampil guna memasuki dunia kerja. Dalam
hal ini agar tujuan tersebut tercapai maka tingkat penguasaan dan keterampilan
serta bidang keahlian lulusan SMK harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia
kerja.
Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan
kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti
pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara
mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang
diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar,
sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau
gagalnyabelajar [The Liang Gie (1984)].
Masalah cara belajar dewasa ini perlu mendapat perhatian karena kualitas
cara belajar siswa SMK cukup memprihatinkan. Dari hasil pengamatan dan
wawancara peneliti kepada siswa SMK 16 Jakarta khususnya kelas 1
Jurusan Administrasi Perkantoran umumnya mereka kurang memiliki kemauan
bekerja keras untuk meraih keberhasilan/ prestasi belajar. Mereka umumnya
hanya belajar saat menghadapi ujian, jarang sekali melakukan studi atau belajar
secara rutin. Sukir (1995) mengemukan bahwa masih cukup banyak siswa yang
mempunyai cara belajar kurang baik seperti belajar dengan waktu yang tidak
teratur (tidak memiliki jadwal), belajar sambil menontonTV atau mendengarkan
radio, melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering terlambat masuk
sekolah, dan hanya belajar pada waktu menghadapi ujian saja.
Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya
hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu pendidikan. Slameto
(2002) mengemukakan bahwa faktor cara belajar yang buruk merupakan
penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya
meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai
tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar yang
baik.
Aspek lain yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan cara belajara
siswa adalah karakteristik mata diklat yang dipelajari. Setiap mata diklat memiliki
sifat maupun ciri khusus yang berbeda dengan mata diklat lainnya. Menurut
Winkel (1996: 245) dilihat dari segi sasaran belajar karakteristik mata diklat
dibedakan menjadi 1) Menuntut kemampuan pengetahuan, 2) Mengutamakan
aspek sikap, 3) Mengutamakan aspek ketrampilan.
Dari hasil observasi awal di SMK 16 Jakarta saat penulis menjalani
Program Praktek Lapangan (PPL) diperoleh data bahwa sebagian siswa
mengalami kesulitan dalam menerima dan mempelajari materi pelajaran
Melakukan Prosedur Administrasi. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam materi
tersebut mungkin disebabkan oleh cara belajar yang kurang sesuai. Dimana pada
akhirnya masalah ini berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa dilihat dari
nilai Ulangan Harian siswa.
Cara belajar bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan dengan
prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel lain yang
mempengaruhi antara lain motivasi dan minat belajar, lingkungan, sarana,
prasarana, guru, dan lain sebagainya. Jadi dalam penelitian ini hanya meneliti
tentang cara belajar siswa, sehubungan dengan masih rendahnya prestasi belajar
yang dicapai oleh siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis
bermaksud mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Cara Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran Pada Mata
Diklat Melakukan Prosedur Administrasi Di SMK 16 Jakarta  Tahun
Pelajaran 2013/2014”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pola-pola cara belajar siswa kelas 1 dalam mempelajari mata diklat
Melakukan Prosedur Administrasi di SMK 16 Jakarta ?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur
Administrasi di SMK 16 Jakarta ?
3. Adakah pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas 1
pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK 16 Jakarta ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu:
1. Mengetahui tentang pola-pola cara belajar siswa kelas 1 dalam mempelajari
mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK 16 Jakarta .
2. Mengetahui prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan
Prosedur Administrasi di SMK 16 Jakarta .
3. Mengetahui pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas 1
pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK 16 Jakarta .

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi Universitas Negeri Malang.
Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya
hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan tentang
prestasi belajar yang ada hubungannya dengan cara belajar yang dimiliki
siswa.
2. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan 16 Jakarta
Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar maka
diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan.
3. Bagi Guru
Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan strategi belajar
mengajar serta mutu pengajaran. Dengan mengetahui pola-pola cara belajar
siswa maka guru dapat menyesuaikan proses belajar mengajar yang
diciptakan.
4. Bagi Siswa
Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar maka
diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menyesuaikan
cara belajar sehingga dapat diperoleh prestasi yang memuaskan.
5. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar
yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta pengetahuan
yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hipotesis Penelitian
Menurut PPKI (2000: 12) “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang secara teoritis diangggap paling mungkin dan paling tinggi
tingkat kebenarannya”. Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini yaitu
mengenai ada tidaknya pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar siswa
kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi SMK 16 Jakarta
Tahun Pelajaran 2013/2014 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar siswa
kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK 16 Jakarta Tahun Pelajaran 2005/ 2006.
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar
siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK 16 Jakarta Tahun Pelajaran 2005/ 2006.
Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji kebenarannya dengan bantuan
statistik dengan data-data yang terkumpul.

B. Temuan Penelitian yang Relevan
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan dua penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan oleh Muhyono(2001) dalam penelitiannya
yang berjudul ” Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika dengan Prestasi
Belajar Fisika Siswa Kelas 1 Cawu 2 SMU N 6 Malang Tahun Pelajaran 2000/
2001” dan Kholifah (2003) dalam penelitiaannya yang berjudul ” Pengaruh
Cara dan Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa mata pelajaran
Akuntansi di Madrasah Aliyah Al-Azhar Pasuruan ”. Persamaan tersebut
terdapat pada pengkajian topik yang sama tentang cara belajar siswa terhadap
prestasi belajar, metode pengumpulan datanya dengan instrument angket dan
dokumentasi , jenis penelitian ex post facto, dalam teknik analisis datanya
menggunakan analisis deskriptif korelasional. Sedangkan perbedaannya terletak
pada dua penelitiannya sebelumnya tidak hanya meneliti cara belajar tetapi juga
minat dan kebiasaan belajar, selain itu lokasi penelitian, bidang studi, subyek
serta hasil penelitian yang disesuaikan dengan judul yang dibahas. Untuk lebih
jelasnya persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan dua penelitian tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

C. Pengertian Belajar
Belajar menurut Slameto (2003:2) secara psikologis adalah”Suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”.
Skinner dalam Dimyati(2002:9) menyatakan “belajar adalah suatu perilaku
pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik”. Sehingga dengan
belajar maka orang akan mengalami perubahan tingkah laku.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses dimana didalamnya terjadi suatu interaksi antara
seseorang (siswa) dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan
tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik bersifat kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).

D. Cara belajar
1. Pengertian Cara Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar
yang diterapkan siswa, hal ini sesuai dengan pendapat The Liang Gie
(1987:48) yang mengemukakan bahwa ”cara belajar adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya”. Hamalik (1983: 38)
secara lebih jelas mengemukakan bahwa “cara belajar adalah kegiatankegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya
kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan/ ujian
dan sebagainya”.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara
belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada situasi
belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pencerminan usaha
belajar yang dilakukannya.
2. Aspek-aspek Cara Belajar
Aspek-aspek yang diteliti dalam cara belajar menurut Thabarany
(1994: 43) adalah:

(1) Persiapan belajar Siswa
Pada hakekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus
dipersiapkan terlebih dahulu.Dengan persiapan sebaik-baiknya maka
kegiatan/pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga
akan memperoleh keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar,
beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar menurut
Thabrany (1994:49) adalah:
a. Persiapan mental
Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk belajar
benar-benar sudah siap. Menurut Gie (1987:58) “persiapan mental
merupakan upaya menumbuhkan sikap mental yang diperlukan
dalam belajar”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa persiapan mental
yang perlu dilakukan adalah:
·         Memahami arti/ tujuan belajar
·         Kepercayaan pada diri sendiri
·         Keuletan
·         Minat terhadap pelajaran
·         b. Persiapan sarana
Thabrany (1994: 48) mengemukakan”sarana yang dibutuhkan
dalam belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar”
1. Ruang Belajar
Menurut Thabrany (1994: 48) “ Ruang belajar mempunyai
peranan yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar
seseorang”. Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar
adalah: bebas dari gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang
baik, penerangan yang memadai.
2. Perlengkapan belajar
Thabrany (1994:53) menjelaskan “ perlengkapan belajar yang
perlu disiapkan dalam belajar adalah:
a. Perabot belajar seperti meja, kursi, dan rak buku
b. Buku pelajaran
c. Buku catatan
d. Alat-alat tulis

(2) Cara mengikuti pelajaran
Langkah-langkah dalam mengikuti pelajaran yang perlu dilakukan
adalah melakukan persiapan-persiapan dengan mempelajari materimateri
yang akan dibahas dan meninjau kembali materi sebelumnya,
bersikap afektif selama kegiatan belajar sampai KBM berakhir.
Menurut Hamalik (1983:50) langkah-langkah/cara mengikuti pelajaran
yang baik adalah:
1. Persiapan, yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan
pelajaran yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan yang
akan dibahas dan merumuskan pertanyaan tentang materi/ bahan
pelajaran yang belum dipahami.
2. Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan
selama mengikuti pelajaran antara lain kehadiran, konsentrasi,
catatan pelajaran, dan partisipasi terhadap belajar.
--
3. Memantapkan hasil belajar, Suryabrata (1989:37) mengemukakan
bahwa “untuk memantapkan hasil belajar maka harus membaca
kembali catatan pelajaran”

(3) Aktivitas belajar mandiri
Bentuk aktivitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa
kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegitankegiatan
belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan belajar yang
dilakukan secara berkelompok.
1. Aktivitas belajar sendiri
Yang dapat dilakukan berupa, membaca bahan-bahan pelajaran
dari berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran,
membuat ringkasan bahn-bahan pelajaran yang telah dipelajari,
menghafalkan bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latihan soal
dan lain sebagainya.
2. Aktivitas belajar kelompok
Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar antara lain,
mendiskusiakn bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti,
membahas penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya
jawab untuk memperdalam penguasaan bahan-bahan pelajaran.

(4) Pola belajar Siswa
Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan
belajar yaitu bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan kegiatankegiatan
belajarnya. Pola belajar siswa menunjukkan apakah siswa
membuat perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan dan
menilai kegiatan belajarnya.

(5) Cara siswa mengikuti ujian
Agar mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan baik ulangan
harian maupun ulangan semester sebagai modal utama adalah
penguasaan materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak
awal siswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil baik
dalam ulangan adalah:
a. Persiapan menghadapi ulangan; kegiatan belajar untuk menghadapi
ulangan, dan mempelajari/ mengauasai materi ulangan serta
mempersiapkan perlengkapan ulangan seperti alat-alat tulis.
b. Saat ulangan berlangsung; harus benar-benar memahami soal,
tenang, mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah
selesai.
c. Setelah ulangan selesai; Hamalik (1983: 62) mengemukakan “yang
perlu dilakukan setelah ulangan berakhir adalah memeriksa
kembali jawaban-jawaban yang dibuat dalam ulangan”.

E. Prestasi Belajar
Menurut Djalal (1986: 4) bahwa “prestasi belajar siswa adalah gambaran
kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran ”. Sedangkan menurut Kamus bahasa Indonesia
Millenium (2002: 444)”prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau
dikerjakan”. Prestasi belajar menurut Hamalik (1994: 45) adalah prestasi belajar
yang berupa adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran
atau setelah mempelajari sesuatu.
Berdasarkan pengertian diatas maka yang dimaksudkan dengan prestasi
belajar adalah hasil belajar/ nilai pelajaran sekolah yang dicapai oleh siswa
berdasarkan kemampuannya/usahanya dalam belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses
belajar yang telah dilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan
berhasil atau tidak diperlukan suatu pengukuran. “Pengukuran adalah proses
penentuan luas/ kuantitas sesuatu” (Nurkancana, 1986: 2). Dalam kegiatan
pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan
yang harus dipecahkan/ dijawab. Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor
mentah yang belum dapat memberikan informasi kemampuan siswa. Agar dapat
memberikan informasi yang diharapkan tentang kemampuan siswa maka diadakan
penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan
memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses belajar mengajar.
Misalnya pencapaian aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.
Prestasi belajar menurut Bloom meliputi 3 aspek yaitu ”kognitif, afektif dan
psikomotorik”. Dalam penelitian ini yang ditinjau adalah aspek kognitif yang
meliputi: pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yang menunjukkan
nilai-nilai dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkan pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh siswa, serta untuk dapat memperoleh nilai digunakan
tes terhadap mata pelajaran terlebih dahulu. Hasil tes inilah yang menunjukkan
keadaan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa.
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh siswa kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran
SMK 16 Jakarta melalui nilai raport semester gasal tahun ajaran 2013/2014
mata diklat melakukan prosedur administrasi.

F. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Cara Belajar
Belajar dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya. Belajar sebagai proses atau aktivitas yang diisyaratkan oleh
banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari
dalam maupun luar siswa tersebut.
Menurut Suryabrata(2002:233) adapun faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap cara belajar adalah:
Faktor dari dalam diri siswa meliputi:
(1) Faktor psikis yaitu: IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan
perasaan , minat dan kondisi akibat keadaan sosiokultural.
(2) Faktor fisiologis dibedakan menjadi 2 yaitu: 1). Keadaan tonus jasmani
pada umumnya, hal tersebut melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan
jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani
yang kurang segar, 2). Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
Faktor dari luar diri siswa:
(1) Faktor pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum pengajaran,
disiplin sekolah, fasilitas belajar, pengelompokan siswa
(2) Faktor-faktor sosial di sekolah yaitu sistem sekolah, status sosial siswa,
interaksi guru dengan siswa.
(3) Faktor situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu dan
tempat, dan lingkungan.

G. Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi dalam Kurikulum SMK
Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Dalam KBK SMK 2004 mata diklat melakukan prosedur administrasi
merupakan mata diklat produktif .
1. Pengertian Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi
Melakukan prosedur administrasi merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan surat menyurat atau korespodensi di dalam dunia kerja. Surat
menyurat memegang peranan yang penting di dalam dunia kerja sehingga
surat harus ditangani secara khusus dan profesional dan oleh orang yang
betul- betul mampu menangani secara baik dan terorganisir.
2. Fungsi dan Tujuan Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi
Fungsi Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi adalah
mengembangkan kemampuan siswa secara kognitif, afektif dan psikomotorik
tentang kegiatan korespodensi yang sangat penting dikuasai oleh lulusan SMK
dalam dunia kerja juga kehidupan sehari-hari.
3. Ruang Lingkup Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi
Sub Kompetensi Lingkup Belajar
1. Proses dokumen-dokumen kantor
2. Dasar Surat Menyurat
3. Mengurus/ menjaga sistem dokumen
a. Tata persuratan
b. Tata naskah/ dokumen kantor
a. Bahasa Surat Bisnis
b. Bahasa Surat Dinas
a. Macam-macam dokumen-dokumen kantor
b. Referensi dan sistem indeks
c. Sistem penomoran surat
(Sumber: KBK SMK 2004)

4. Sistem Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Ralph Tyler (dalam Arikunto, 2002: 3)”evaluasi merupakan sebuah
prosentase pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana dalam hal apa,
dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai”. Menurut Dimyati
(2002:200) yang dimaksud dengan evaluasi hasil belajar adalah “proses untuk
menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau penguluran
hasil belajar”. Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita dapat ketahui
bahwa tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan tersebut
kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol.
Menurut Dimyati (2002:200) “hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada
akhirnya difungsikan dan ditujukan untuk keperluan berikut ini: a) Untuk
diagnostik dan pengembangan, b) Untuk seleksi, c) Untuk kenaikan kelas, d)
Untuk penempatan” .
Sistem evaluasi hasil belajar yang digunakan di SMK 16 Jakarta
yaitu menggunakan tes formatif dan tes sumatif. Menurut Arikunto (2002:47-
48) tes sumatif adalah “tes yang memberikan tanda kepada siswa bahwa mereka
telah mengikuti program dan untuk menentukan posisi kemampuan siswa
dibandingkan dengan kawan atau kelompoknya, maka tidak diperlukan suatu
tuntutan harus berapa tingkat penguasaan yang dicapai”. Sedangkan tes formatif
adalah “penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar
mengajar(PBM) untuk melihat tingkat keberhasilan PBM itu sendiri”

H. Pengaruh Cara belajar Terhadap Prestasi Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang
diterapkan siswa sebagai usaha belajarnya dalam rangka mencapai prestasi yang
diinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang dilakukan akan tergambar dalam
bentuk prestasi. Usaha atau cara belajar seseorang akan terlihat dari prestasi yang
diperoleh oleh siswa tersebut. Sehingga prestasi belajar yang baik juga
dipengaruhi oleh cara belajar yang baik pula.Sedangkan Slameto (2003: 73)
berpendapat bahwa”Banyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat
hasil yang baik dalam belajar karena tidak mengetahui cara-cara belajar yang
efektif”. Semakin baik siswa dalam mengetahui cara belajar yang baik maka kan
baik pula prestasinya.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Hamalik (1983: 1) yang
mengemukakan “cara dan kebiasaan belajar yang tepat akan menentukan hasil
yang memuaskan, sebaliknya cara belajar yang buruk akan memberikan hasil
yang kurang memuaskan”.
Dengan memiliki cara belajar yang baik nanti akan terasa bahwa setiap
usaha belajar selalu memberikan hasil yang sangat memuaskan, ilmu yang
dipelajari dapat dikuasai sehingga ujian dapat dilakukan dengan berhasil. Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan secara teoritis bahwa Ada Pengaruh Cara
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
“Rancangan penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang
disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitiannya” (Kerlinger, 1990: 483). Berdasarkan
permasalahan yang diteliti, maka metode dan jenis penelitian ini menggunakan
penelitian Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah kejadian dan deskriptif
korelasional.
Metode ini dipergunakan karena penelitian ini berusaha untuk
menemukan ada tidaknya pengaruh antara cara belajar terhadap prestasi belajar
melakukan prosedur administrasi siswa kelas 1 jurusan ADP SMK PGRI 2
Malang. Deskriptif korelasional dipandang sesuai dengan penelitian ini karena
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang variabel yang diteliti dan bersifat
korelasi karena penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan
dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan
itu.(Arikunto, 1993: 215). Pada penelitian ini berusaha untuk menemukan ada
tidaknya pengaruh antara cara belajar terhadap prestasi belajar mata diklat
melakukan prosedur administrasi siswa kelas 1 Jurusan ADP SMK PGRI 2
Malang. Variabel dalam penelitian ini adalah cara belajar sebagai variabel bebas
(X) terhadap prestasi belajar sebagai variabel terikat (Y), hubungan tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Cara Belajar (X) -----> Prestasi Belajar (Y)
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

B. Populasi dan Sampel
Arikunto (1998: 115) berpendapat “ Populasi merupakan subyek
penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (1997: 57) menjelaskan populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian yang memiliki ciri-ciri yang akan diteliti. Populasi
dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 jurusan Administrasi Perkantoran
SMK 16 Jakarta semester gasal tahun pelajaran 2005/ 2006 yang berjumlah
88 orang.
Menurut Arikunto (2002:10) sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Agar sampel yang diambil mewakili data penelitian, maka perlu
adanya perhitungan besar kecilnya populasi. Arikunto (1998:112) menyatakan
bahwa:
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%
atau lebih”tergantung setidak-tidaknya dari
a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, keuangan, dan dana
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
population sampling yang teknik pelaksanaanya dilakukan dengan mengambil
semua sampel yang ada di dalam populasi, karena jumlah sampel/subyek
penelitian yang tidak mencapai 100 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah
populasi dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Rincian jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini
No. Kelas Jumlah Siswa
1. 1 ADP I 44
2. 1 ADP II 44
Jumlah 88
Sumber: SMK 16 Jakarta

C. Instrumen Penelitian
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah:
1. Pengembangan instrumen
Dalam penelitian ini, untuk mencapai hasil yang diharapkan maka dalam
pengembangan instrumennya dengan mengemukakan kisi-kisi instrumennya.
2. Uji coba instrumen
Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka instrumen
tersebut diujicobakan pada 20 siswa SMK 16 Jakarta yang akan
dijadikan sampel. Uji coba instrumen dimaksudkan agar instrumen yang
berupa angket harus valid dan reliabilitas sebelum disebarluaskan kepada
responden.
Kevaliditasan instrumen, apabila mempunyai validitas tinggi jika butirbutir
yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi instrumen. Untuk
mendapatkan instrumen yang valid, maka peneliti akan menguji angket melalui
analisis butir soal. Mengenai hal tersebut Arikunto (2002:169) menyatakan bahwa
“untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir soal
yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total”. Teknik validitas melalui analisis
butir soal dengan rumus korelasi product moment dari pearson. Kriteria butir soal
yang valid adalah jika rxy r tabel dan butir instrumen yang dikatakan tidak valid
jika rxy r tabel.
Arikunto (2002:170) menjelaskan “reliabilitas menunjuk pada suatu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sehingga alat pengumpul data karena instrumen sudah baik. Instrumen yang sudah
dapat dipercaya, yang reliabilitas akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga”. Untuk mencari reliabilitas kebiasaan belajar dan prestasi belajar
menggunakan rumus alpha.
Bila instrumen reliabel berdasarkan uji coba, maka instrumen tersebut
dapat digunakan sebagai insrtumen pengumpulan data.
Berikut klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:
Reliabilitas Klasifikasi
0,9< rh 1
0,7< rh 0,9
0,4< rh 0,7
0,2< rh 0,4
0,0< rh 0,2
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah:
1. Penggalian data
Mendapatkan data maka diperlukan adanya instrumen pengumpulan
data yaitu indikator ditransformasikan menjadi item pertanyaan yang
kemudian dikelompokkan menjadi instrumen pertanyaan sesuai dengan
variabelnya. Penelitian ini menggunakan metode statistik maka option-option
dalam angket harus diberi bobot berupa angka-angka seperti dikemukakan
oleh Arikunto (2002). Datanya berupa data kuantitatif yaitu angka-angka, data
penelitian yang kualitatif harus diubah menjadi data kuantitatif (berupa angkaangka
yaitu dengan cara memberi skor).
2. Teknik pemberian skor
Sehubungan dengan pemakaian angket dalam pengumpulan data, maka
angket tersebut diskalakan dalam bentuk skor dengan menggunakan skala
likert, dimana penyusunan angket ini dalam bentuk pilihan ganda dengan 5
pilihan ganda, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jumlah
jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor terhadap alternatif jawaban
yang ada dalam angket adalah sebagai berikut:
1. Jawaban A diberi skor 5
2. Jawaban B diberi skor 4
3. Jawaban C diberi skor 3
4. Jawaban D diberi skor 2
5. Jawaban E diberi skor 1
Kemudian skor tersebut diklasifikasikan menjadi 5 yaitu: Sangat sering,
sering, jarang, sangat jarang, tidak pernah.

D. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Angket
Sugiyono (1997: 96) menyatakan “metode ini digunakan bila
responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan dapat
mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia”. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai cara belajar siswa berupa pertanyaan dalam
pilihan ganda kepada siswa kelas 1 SMK 16 Jakarta Jurusan Administrasi
Perkantoran.
2. Metode Dokumentasi
Arikunto (2002: 135) mengatakan “Dokumentasi asal katanya
dokumen, yang artinya barang-barang yang tertulis”. Dalam melaksanakan
metode dokumentasi, menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, peraturan-peraturan, dengan catatan harian, serta dokumen. Metode
ini digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa, gambaran
umumSMK 16 Jakarta , data prestasi belajar nilai semester gasal tahun
ajaran2013/2014 mata diklat melakukan prosedur administrasi.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai
berikut:
a. Persipan mengisi angket, dengan memberikat angket kebiasaan belajar
kepada responden untuk diisi secara lengkap dan tidak lupa dengan
mengisi identitas responden tersebut seperti: nama dan kelas.
b. Setelah pengisian angket kemudian pengumpulan data prestasi belajar
dengan melihat nilai raport mata diklat melakukan prosedur administrasi di
SMK 16 Jakarta .
c. Instrumen siap untuk diolah, dimana pengambilan data tersebut akan dibantu
oleh pihak sekolah SMK 16 Jakarta . Proses pengumpulan data
dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama dengan pengumpulan data
tentang cara belajar siswa dan tahap kedua dengan pengumpulan data
tentang prestasi belajar siswa.

E. Teknik Analisis Data
Arikunto (1998: 236) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis
data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau
aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil.
Terkait dengan hal itu maka diperlukan adanya tehnik analisis data.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ada dua macam, yaitu:
(1) Teknik analisis deskriptif yaitu dengan perolehan persentase karena penelitian ini
bersifat deskriptif dan mendeskripsikan tentang variabel bebas dan variabel
terikat. Menurut Nurkancana (1992: 22) langkah-langkah yang digunakan
adalah:
a. Menentukan interval, dengan menggunakan rumus interval hitung sebagai berikut:
Data terbesar – data terkecil
Panjang kelas interval = ---------------------------------------
Jumlah kelas
b. Menentukan prosentase variabel, untuk mengetahui jumlah perbandingan skor
masing-masing variabel yaitu variabel cara belajar yang diklasifikasikan menjadi
sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang dan untuk prestasi belajar
diklasifikasikan menjadi istimewa, sangat baik, baik, cukup, dan kurang dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus prosentase adalah sebagai berikut:
P = F x 100%
N
keterangan: F= frekwensi
N= jumlah subyek penelitian
P= Prosentase
(2) Analisis korelasional.
Dalam penelitian ini digunakan rumus statistik Regresi Linier Sederhana
dan teknik ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel bebas
(X) terhadap variabel terikat (Y) dengan persamaan Regresi Linier seperti yang
disebutkan oleh Sudjana (1996:312) sebagai berikut:
Y = a + bx
Regresi dengan x merupakan variabel bebasnya dan y variabel tak bebasnya
dinamakan regresi y atas x.
Adapun perhitungan analisis regresi seperti yang tersebut diatas, peneliti
menganalisisnya dengan bantuan SPSS 10.0 For Windows.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2004. Kurikulum SMK Edisi 2004 Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen Program Keahlian Adminstrasi Perkantoran. Jakarta;
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Dikdasmen.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djalal, M.F. 1986. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing. Malang: P3T IKIP
Malang
Hadi, S. 1983. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hamalik, O. 1994.Metode Belajar dan kesulitan-Kesulitan Belajar. Surabaya: Usaha
Nasional.
Kerlinger, Fred N. 1990. Aspek-aspek Penelitian Behavioral. Terjemahan oleh
Landeng R. Simatupang. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Kholifah. 2003. Pengaruh Cara dan Kebiasaan Belajar terhadapPrestasi Belajar
Akuntansi Siswa Madrasah Aliyah Al- Azhar Pasuruan.Skripsi tidak
diterbitkan. Malang: FE Universitas Negeri Malang.
Martin, A, dan Bhaskara.2002. Kamus Bahasa Indonesia Millenium. Surabaya:
Penerbit Karina.
Muhyono. 2001. Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika dengan Prestasi Belajar
Fisika Siswa kelas 1 cawu 2 SMU Negeri 6 Malang Tapel 2000/2001.
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Nurkancana, Wayan dan Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soeryabrata, S, Drs. 1989. Proses belajar Mengajar di Pergururan Tinggi.
Yogyakarta: Andi Offset.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Perkasa
Rajawali.
Sugiyono. 1997. Metodologi Penelitian Administrasi. Yogyakarta: BPFE-VII
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sugiono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Thabrany, H. 1994. Rahasia Kunci Sukses Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
The Liang Gie.1987. Cara Belajar Yang Efisisen.Yogyakarya: Liberty.
Tim Tetap Penulis Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Malang: UM Press.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003.Sistem Pendidikan Nasional,
(Online), (http/// www. depdiknas.go.id/ UU RI No 20/2003-Sistem Pendidikan
Nasional, html, diakses 18 April 2005)
Sumber:
http://supermahasiswa.multiply.com/journal/item/5/Sukses_Membuat_Proposal_Penel

itian